Pattiasina Takut Kursinya Diambil Bupati

Written By Ambononline.com on Jumat, 01 Juli 2011 | 23.06

Ambon, Upaya beberapa orang di DPD Demokrat Maluku menghadang tiga bupati yang ingin merebut kursi Ketua partai itu dari tangan Alwen Roy Pattiasina, hanyalah sebuah skenario politik untuk menutup kran demokrasi dalam pelaksanaan Musyawarah daerah DPD Demokrat Maluku.

‘’Memang ada ketakutan dari kandidat tertentu. Apalagi, secara finansial peluang tiga bupati untuk terpilih meraih kursi ketua DPD Demokrat Maluku terbuka lebar. Siapa ada uang pasti pimpin partai. Tiga bupati memiliki finansial kuat,’’kata salah satu pengamat politik Veky Ruhunlea kepada Ambon Ekspres kemarin. Tiga bupati yang disebut-sebut berkeinginan maju dalam pemilihan Ketua DPD Demokrat Maluku, adalah, Bupati SBT Abdullah Vanath, Bupati Malteng Abdullah Tuasikal, dan Bupati SBB Jacobis Puttileihalat. Selain itu, ada Roy Pattiasina (Ketua DPD Demokrat Maluku), dan Daud Sangadji (pengusaha dan pernah ikut dalam pemilihan Ketua DPD Demokrat Maluku sebelumnya). Untuk tiga bupati, Ruhunlea mengingatkan soal pemilihan tugas kepartaian dan pemerintah jika kelak terpilih menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Maluku. “Mestinya Demokrat berkaca pada PDIP Maluku. Baiknya mereka mencari figur bukan orang yang berasal dari jabatan struktural agar waktunya lebih banyak untuk pengembangan partai,’’harapnya. Terpisah, salah satu fungsionaris DPD Demokrat Maluku, Toni Tomasoa menyesalkan pernyataan juru bicara Demokrat Maluku Richard Ruhulessin kalau pintu Demokrat tertutup bagi tiga bupati.’’Para kandidat jangan dilarang begitu dong. AD/ART Demokrat khan sangat jelas membuka ruang bagi siapa saja termasuk kepala daerah,’’tandas Tomasoa ketika menghubungi Ambon Ekspres kemarin. Apalagi, kata dia, sampai saat ini belum ada rapat pleno pengurus harian DPD Demokrat Maluku menentukan layak atau tidak tiga bupati berhak mencalonkan diri.’’Mestinya DPD Demokrat buka pendaftaran. Harus ada ruang bagi siapa saja. Jangan ada larangan segala. Sepanjang miliki KTA silakan calon,’’tegasnya. Ketua DPC Demokrat Maluku Tenggara Barat Johanes Afaratu menambahkan, di Demokrat tidak ada larangan bagi para kepala daerah mencalonkan diri merebut kursi Demokrat diberbagai tingkatan. ‘’Demokrat tetap membuka pintu bagi siapa saja. Bagaimana kalau partai besar menutup pintu bagi semua orang,’’kesalnya. Apakah ada ketakutan dari kandidat tertentu, kata Afaratu, upaya menghadang tiga bupati hanya skenario sebagian fungsionaris DPD Demokrat yang ketakutan.’’ Tidak ada. Ini hanya komentar dari sebagian fungsionaris DPD Demokrat Maluku. Tapi sebetulnya kita membuka pendaftaran umum bagi siapa saja untuk mempunyai kemampuan untuk memimpin partai,’’kata Afaratu. KETAKUTAN Sementara itu, memasuki H-8 pelaksanaan Musda DPD Demokrat Maluku, 7 Juli 2011 mendatang belum ada dukungan dari DPC Demokrat kabupaten/kota kepadanya.’’Ini yang membuat Pattiasina ketakutan dan kemudian membagun skenario politik untuk menghadang tiga Bupati yang gencar membangun komunikasi dengan DPC Demokrat,’’ kata sumber Ambon Ekspres kemarin. Informasi lain yang diterima Ambon Ekspres, Pattiasina juga telah mengumpulkan sejumlah Ketua DPC-DPC di salah satu hotel di Ambon. Apa inti pertemuan itu, tidak disebutkan. Namun, sumber ini menyebutkan, kalau pertemuan tersebut masih terkait dengan pencalonannya dalam Musda nanti. Sekretaris DPD Partai Demokrat Maluku, Muhammad Resmitela tidak diundang dalam pertemuan tersebut. Dampaknya, hubungan Resmitela dan Pattiasina sudah merenggang. Bahkan Resmitela disebut-sebut sebagai Ketua tim sukses Abdullah Vanath dalam Musda kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Lain